
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa, kembali melanjutkan program pengembangan pusat belajar guru sebagai langkah peningkatan kualitas pendidikan. Program Pusat Belajar Guru (PBG) mulai dilakukan, Kamis (19/12/2019) hari ini. Sebanyak 382 guru-guru mengikuti kegiatan ini.
Kegiatan dipusatkan di SMP Negeri 1 Palanggga, Kecamatan Palangga, Kabupaten Gowa. Kegiatan tahun ketiga kali ini bertajuk Gebyar Literasi Digital. Tema yang diusung yakni “Workshop pengembangan pembelajaran berbasis TIK”. Pemkab Gowa menggandeng Putera Sampoerna Foundation – School Development Outreach.
Ketua Pusat Belajar Guru Gowa, Abdul Karim Tahir, mengatakan tema digital ini lahir dari renungan untuk menyikapi revolusi industri 4.0. Menurutnya, pendidikan dan pembelajaran harus memanfaatkan IT dalam mengikuti perkembangan zaman. “Kita arahkan guru-guru memakai IT dalam pembelajaran. Karena kalau tidak, kita bisa tertinggal,” kata Karim.
382 peserta tersebut merupakan guru-guru dari jenjang TK, SD, SMP se-Kabupaten Gowa. Mereka dilatih oleh 11 guru inti. Karim melanjutkan, pusat belajar guru ini juga dilakukan dalam rangka menindaklanjuti gebrakan merdeka belajar yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Pembelajaran IT dinilai bisa mendorong kesenangan dan kemerdekaan siswa belajar.
“Kami menganggap ketika anak-anak senang belajar, senang ulangan, maka kita anggap itu wujud merdeka belajar,” bebernya. Untuk itu, katanya, guru-guru diberi pelatihan untuk peningkatan kompetensi. Utamanya pembelajaran yang berbasis IT. ”
Kita masuki dunia anak-anak, yakni digital, supaya mereka senang belajar,” beber Karim. Meski pusat belajar guru ini hanya dihelat satu hari, Karim memastikan gerakan peningkatan kompetensi guru itu tidak berhenti seusai kegiatan. Setelah pusat belajar guru, katanya, penyelenggara akan menyiapkan pendamping bagi guru-guru untuk berkonsultasi dengan fasilitator.
Apalagi, katanya, Perda Gowa Kabupaten Pendidikan telah ditetapkan. Salah satu yang disasar yakni sekolah berbasis IT. “Ini tidak berhenti di sini. Ini wujud sumbangan kecil kami untuk Gowa Kabupaten Pendidikan,” bebernya.
Sementara itu, Projek Leader Putra Sampoerna Foundation, Agastya Wahyudyatmika, menyampaikan pihak berupaya ikut berkontribusi untuk peningkatan kompetensi pendidikan. Ia mengingatkan, ada tiga tujuan penggunaan sertifikasi.
Pertama kesejahteraan, martabat guru, serta pengembangan kompetensi guru. Putera Sampoerna Foundation, katanya, memberi ruang kepada guru-guru untuk peningkatan kompetensi. “Kegiatan ini tidak kita bebankan pada ABPD, tapi gurunya sendiri yang pakai swadanya. Dana itu digunakan untuk pengembangan guru,” tandasnya.