![Mengintegrasikan Antara Muatan Agama Dan Stem Di Smp N Sutera Pesisir Selatan 2 0](https://psfoutreach.com/wp-content/uploads/2023/10/mengintegrasikan_antara_muatan_agama_dan_stem_di_smp_n_sutera_pesisir_selatan_2_0.jpg)
Painan, 17 Mei 2019 – Ada hal yang berbeda pada kegiatan pesantren kilat yang setiap tahunnnya diselenggarakan oleh pihak SMPN 4 Sutera. Tahun ini pesantren kilat yang umumnya hanya memberikan muatan agama dalam program kegiatannya mendapatkan warna yang berbeda dengan hadirnya Lighthouse School Program di sekolah tersebut. Pesantren STEM, demikian program kegiatan keagamaan yang bertepatan dilakukan di bulan suci Ramadhan 1440 H yang mengusung tema “Menuju Generasi Emas Pesisir Selatan yang bertakwa dan berpikir ilmiah” program ini di inisiasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan melalui Lighthouse School Program.
Pesantren STEM di SMPN 4 Sutera merupakan program integrasi antara muatan agama dengan STEM. STEM yang merupakan singkatan dari Science, Technology, Engineering, and Mathematic merupakan pendekatan yang sedang dikembangkan oleh Sampoerna University (SU) melalui Putera Sampoerna Foundation – School Development Outreach (PSF-SDO) dalam rangka pengembangan kualitas Pendidikan di di SMPN 4 Sutera sehingga tercipta sebuah sekolah rujukan yang diharapkan dapat menjadi model bagi sekolah lain.
Perlu diketahui juga bahwa program ini adalah kerjasama antara Kabupaten Pesisir Selatan dengan Putera Sampoerna Foundation yang mana programnya adalah Lighthouse School Program(LSP) dan rangkaian acara pada saat Ramadhan tahun ini adalah salah satu bagian dari program LSP.
“Program pesantren kali ini sangat berbeda dengan tahun sebelumnya” Ujar Dewitri, Kepala SMPN 4 Sutera “Tahun ini siswa diberikan kesempatan untuk melihat hubungan ilmu pengetahuan dengan nilai agama”. Kegiatan pesantren ini sendiri berlangsung selama 9 hari, yaitu dari tanggal 8 – 17 Mei 2019. Selama enam hari pertama, siswa mendapatkan muatan agama yaitu tadarus Al-Quran, Sholat Dhuha berjamaah, hafalan surah Al Quran dan Tausiyah dari ustadz.
Di hari ke tujuh dan delapan, 21 siswa perwakilan dari kelas 7 dan 8 dibekali secara khusus oleh fasilitator dari PSF SDO. Selama dua hari perwakilan siswa yang dinobatkan menjadi duta STEM di SMPN 4 Sutera ini belajar melalui praktek untuk memahami hakikat STEM dan menggunakan proses berpikir ilmiah untuk melihat hubungan ilmu pengetahuan dan agama. Pada kesempatan ini siswa dan beberapa pembina dari dewan guru mempelajari potensi sumber daya alam di pesisir selatan dan menganalisa permasalahan lingungan di sekitar sekolah.
Dibalik potensi alam yang melimpah di Pesisir Selatan, masih terdapat permasalahan lingkungan yang terjadi. Sampah anorganik yang berasal dari laut masih kerap kali ditemukan berserakan di pesisir pantai. Melalui pesantren STEM ini, siswa diajak untuk membuat tindakan nyata dalam menangani permasalahan tersebut.
Di hari terakhir kegiatan pesantren STEM, seluruh peserta pesantren yang berjumlah sekitar 350 orang melakukan kerja bakti di pesisir pantai yang tidak jauh dari lokasi sekolah. Kerja bakti yang dilakukan adalah untuk membersihkan pantai dari sampah anorganik. Sebagai penerapan dari hubungan ilmu pengetahuan dan agama, sampah anorganik tersebut didaur ulang menjadi pembangkit listrik tenaga angin sederhana yaitu kincir angin dari bahan limbah daur ulang yang mencoba menjawab pertanyaan ilmiah yang dilontarkan oleh fasilitator PSF-SDO, yaitu “Bagaimana sumber daya alam dan pencemaran lingkungan dapat diubah menjadi energi yang dapat memberi manfaat bagi manusia”.
“Saya senang sekali mengikuti pesantren STEM ini, saya menjadi lebih paham hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan, selama tiga hari kami diberikan materi yang menyenangkan melalui kegiatan praktek yang mudah dipahami dan menyenangkan” ujar Vlora Intania, salah seorang duta STEM. “program pesantren STEM ini selain bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk memahami konsep dasar STEM juga mengembangkan karakter positif siswa melalui kolaborasi kegiatan religi dan STEM agar memberikan inspirasi kepada siswa untuk proaktif dan optimis dalam berprestasi di bidang STEM” yang dinyatakan oleh Yudo Hato Balibo Timtim, fasilitator dari School Development Outreach (SDO) Sampoerna University (SU).
“Kegitan positif ini perlu dicontoh oleh sekolah lain di Kabupaten Pesisir Selatan, sehingga setiap peserta didik tidak hanya berkembang dalam ilmu pengetahuan namun secara bersamaan memahami juga kaitannya dengan nilai-nilai agama” komentar H. Zulkifli, S.Pd., M.Pd (Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan).