
Demi memenuhi kebutuhan pengembangan profesi Guru, Putera Sampoerna Foundation melalui organisasi Teacher Learning Center (TLC) bekerjasama dengan Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara. TLC menyeleksi Guru-Guru dari beberapa sekolah untuk “digembleng” menjadi guru inti melalui pelatihan “Master Teacher”.
Program pelatihan Master Teacher berlangsung selama 1 tahun yang mulai disahkan oleh Drs. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D., Kepala Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara sejak 2 Mei 2021.
Menurut Baharudin, seorang Guru SMAN 4 Kendari yang terpilih mengikuti program Master Teacher, program ini telah memberi benefit yang baik. “Kita bisa lebih reflektif dan kita bisa lebih nyadar diri bahwa tidak mungkin ketika sambil mengajar, sambil monitor diri sendiri.” Ujar Baharudin.
Selain itu perubahan positif juga mulai terlihat untuk Guru. Misalnya sebelum mengenal Master Teacher Guru cenderung lebih fokus pada hasil belajar, padahal proses dan hasil sama pentingnya.
Program TLC Tidak hanya menawarkan teori, terlebih bagaimana praktik-praktik secara nyata di ruang kelas seperti teknik mengajar, metode pembelajaran, hingga pembuatan modul. “Saya berani mengatakan saat hari pertama ini adalah pelatihan yang berbeda, saya juga dengan tegas lugas mengatakan ini lebih manfaat rasanya karena kita real melewati prosesnya dan berlatih dalam kegiatan nyata bagaimana pembelajaran menyenangkan pada saat itu.” Ujar Baharudin.
Selain itu Pelatihan Master Teacher telah terukur, artinya pelatihan yang diberikan berdasar kebutuhan guru melalui pengambilan data real dan kemudian dianalisis.
Proses pelatihan tidak selalu berjalan mulus. Walaupun sudah letih mengajar di sekolah, namun semangat para Guru membawa mereka rela mengeluarkan tenaga lebih untuk tetap bisa mengikuti pelatihan Master Teacher. Masalah lain datang ketika ada waktu mengajar dan pelatihan secara bersamaan, Guru harus mengakali dengan cara mencari guru pengganti untuk mengajar di kelas.
Terlebih lagi jika tidak ada guru pengganti, murid akan diberi tugas yang konsekuensinya akan membutuhkan usaha lebih untuk mengajar di pertemuan berikutnya.
Tidak berhenti sampai pelatihan selesai, selanjutnya Master Teacher tetap berjuang untuk menjadi fasilitator di daerah Sulawesi Tenggara. Menurut Baharudin ada dua hal yang harus dikuasai oleh Master Teacher memfasilitasi Guru – Guru di Sulawesi Tenggara.
Pertama adalah kecakapan individu dalam membawakan isi materi kepada penerima. Kedua yang tidak kalah pentingnya Fasilitator harus menguasai materi yang akan disampaikan, karena sebagus-bagusnya materi jika kurang pemahaman akan terasa dangkal dan persentase peserta menyerap informasi akan semakin sedikit.
Untuk ke depannya program Master Teacher ini diharapkan bisa membantu guru-guru dan sekolah di Sulawesi Tenggara untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik serta lulusan sekolah yang dihasilkan. Karena sumber daya manusia merupakan investasi jangka panjang bagi keberlangsungan negara Indonesia.