Cerita Safira Dewi, Guru Muda yang Mengabdi untuk Sekolah Wilayah Kebun Sawit

Kabupaten Ketapang merupakan wilayah terluas di Provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Ketapang memiliki luas 31,588 km2 dengan total penduduk 570.657 jiwa. Wilayah yang masih didominasi dengan hutan dan perkebunan sawit ini pun membuat beberapa wilayah di Kabupaten Ketapang sulit dijangkau.

Hal ini tentu berdampak juga pada perkembangan pendidikan di Kabupaten Ketapang. Jarak yang jauh dan akses yang sulit membuat banyak anak tidak melanjutkan sekolah. Ditambah lagi dengan tidak seimbangnya jumlah pemerataan guru di berbagai sekolah sehingga banyak siswa yang tidak mendapatkan hak pendidikan yang cukup.

Kekhawatiran ini dirasakan oleh Safira Dewi, seorang wanita muda asal Desa Simpang Tiga, Kabupaten Ketapang, yang melihat jika banyak anak-anak yang putus sekolah. Ia juga menceritakan jika pada saat kecil dahulu, Ia sangat sulit untuk bersekolah dengan memadai.

Hati Safira tergerak setelah melihat jika di era kini pun pendidikan di wilayahnya masih belum berkembang. Jiwa yang masih muda nan bergelora ini pun memutuskan untuk terjun langsung dengan menjadi guru di salah satu wilayah terpencil di Kabupaten Ketapang.

“Saya akhirnya memutuskan untuk mengambil pekerjaan sebagai guru SD di SD Pendana Ketapang, salah satu sekolah yang dikelilingi oleh kebun sawit karena saya ingin anak-anak bisa mendapatkan pendidikan dengan baik sejak jenjang SD” ujar Safira.

Kesan pertama yang Safira dapati adalah sekolah dengan segala keterbatasannya. Membuat Safira tertegun dan bertekad kuat untuk mengabdi di sekolah ini. “Melihat anak-anak yang riang bermain dengan muka yang polos dan suara tertawa mereka semakin meyakini saya untuk menjadi guru mereka di sini”.

Namun, bekal yang Ia miliki untuk menjadi seorang guru masih belum cukup, Safira masih membutuhkan pengembangan diri yang menunjang performanya sehingga Safira menjadi guru yang berkualitas.

Disaat yang tepat, Putera Sampoerna Foundation bersama Sampoerna Agro PT Usaha Agro Indonesia laksanakan Lighthouse School Program dengan memberikan beragam pelatihan yang dibutuhkan baik oleh Safira sebagai guru dan manajemen sekolah.

Pelatihan yang dilakukan pun mencakup pengembangan berbagai metode pembelajaran PAKEM dan media pembelajaran, selain itu juga terdapat sesi pendampingan kepada guru dan management sekolah sebagai upaya memaksimalkan kemampuan para guru.

Lambat laun Safira merasa bahwa pelatihan yang Ia ikuti memiliki dampak pada pembelajarannya di kelas, hal ini dilihat dari siswa yang terus mendekat kepada Safira untuk terus belajar di kelas, “Awalnya siswa saya sulit sekali diatur, namun setelah saya terapkan berbagai media pembelajaran di kelas ternyata siswa senang. Pembelajaran pun sudah mulai teratur dan menyenangkan” tambah Safira.

Meskipun usia yang cukup muda, Safira ingin terus belajar untuk menciptakan pembelajaran di kelas semakin menyenangkan. Karena para siswa akan semakin termotivasi untuk datang ke sekolah jika pembelajaran di kelas bermakna sehingga memberikan kesan baik bagi siswa.

“Kebahagiaan siswa saya itu utama. Karena ini penting, maka saya akan terus meningkatkan diri saya sebagai seorang guru agar kelak siswa saya bisa menjadi anak bangsa yang berkualitas” tutup Safira.